PengertianLaporan
Keuangan
Dalam
Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntaan Indonesia, 1974)
dikatakan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba
serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya antara
lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana. Sedangkan menurut Zaki Baridwan
(1995:4) mengemukakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan suatu
hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu rangkaian dari transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan yang bersangkutan. Jadi
dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bank adalah catatan informasi
keuangan suatu bank pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja bank tersebut.Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Macam-Macam
Laporan Keuangan:
1. NERACA
Seperti halnya dengan perusahaan-perusahaan lain
pada umumnya, bank juga mengenal dua macam laporan keuangan, yaitu neraca dan
laporanlperhitungan rugi-Iaba. Neraca sebuah bankdapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu aktiva dan pasiva. Selanjutnya pasiva sebuah bank terdiri dari
hutang dan modal. Pada dasarnya isi dan bentuk neraca sebuah bank tidak berbeda
dengan neraca perusahaanperusahaan di bidang lainnya. Yaitu mengenai isin~
terdiri daTi aktiva, hutang dan modal sendiri. Mengenai bentuknya, atau biasa
disebut jugasusunannya,juga bisa dibedakan antara bentuk skontro dan bentuk
stafellbentuk lciporan. Dalam bentuk skontro pos-pos aktiva dicatat di sebelah
debit/kiri, sedangkan pos-pos hutang dan modal sendiri dicatat pada bagian
kreditlkanan.
umpai pada berbagai peraturan hukum perbankan.
Kewajiban-kewajiban kontinjen:
1. Posisi penjualan berjangka valas yang masih berjal~
2. UC yang masih berjalan
3. Akseptasi wesel imporatas dasar UC berjangka
4. Pemberian jaminan Bank
5. Komitmen clankewajiban kontinjen’lainnya
1. Posisi penjualan berjangka valas yang masih berjal~
2. UC yang masih berjalan
3. Akseptasi wesel imporatas dasar UC berjangka
4. Pemberian jaminan Bank
5. Komitmen clankewajiban kontinjen’lainnya
2. LAPORAN LABA-RUGI
Seperti telah diketahui bahwa dari segi kepemilikan
di Indonesia dijumpai empat macam bank, yaitu bank swasta nasional, bank
koperasi, bank milik negara dan bank campuran. Untuk bank swasta nasioIial dan
bank campuran,jelas bahwa salah satu tujuan pemilik saham menanamkan modalnya
pada bank bersangkutan adalah untuk memperoleh penghasilan berupa dividen dan
atau meningkatnya harga pasar saham’yang dimilikinya. Baik tingginya dividen
maupun tingginya harga saham di pasar sangat ditentukan oleh tingginya rentabilitas
yang dicapai oleh perusahaan. Olehkarena itu, kiranya cukup beralasan kalau
dalatn perbincangan mengenai manajemen bank nanti kita selalu menggunakan
asumsi bahwa bank mempunyai tujuan untuk inemaksimumkan laba jangka panjang
Untuk bank koperasi, pada azasnya juga tidak berbeda. Para anggotanya
mengharapkan bahwa dari modal yang mereka tanam dalam koperasi, yaitu terutama
dalam bentuk simpanan wajib, simpanan pokok clan sisa hasil usaha yang ditanam
lagi dalam koperasi, mereka aka memperoleh penghasilan dari pembagian sisa
hasil usaha yang berhasil mereka kumpulkan. Selanjutnya untuk bank-bank milik
negara, peranan laba yang dihasilkan oleh bank pada azasnya seharusnya juga
tidak banyak berbeda dengan bank-bank swata dan bank koperasi. Agar supaya negara
dan rakyat bisa memanfaatkan jasa pelayanan bank-bank milik negara untuk jangka
panjang secara maksimal, baik dari segi pemanfaatkan jasa-jasa bank yang
disajikan dan dihasilkan maupun dari segi pemanfaatan laba atau sisa hasil
usaha yan berhasil dihasilkan oleh bank, maka bank milik pegarapun seyogyanya
juga berusaha. memaksimumkan laba jangka panjang juga. Asumsi bahwa salah satu
tujuan utama bank ialah memaksimumkan laba jangka panjang akan mendasari semua
uraian dalarn buku ini. Oleh karena laba atau sisa hasil usaha merupakan hasil
pengurangan nilai total biaya terhadap nilai total penerimaan, maka untuk
mencapai tujuan perolehan laba tersebut bank hams setiap tahunnya memperoleh
penerimaan atau ‘revenue’denganjumlah cukup besar.
Penerimaan sebuah bank terutarna berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam berbagai bentuknya. Di samping berasal dari bung a atas kredit yang diberikan kepada nasabah, bank pada umumnya memperoleh penerimaan yang berasal dari transaksi ‘investasi’ berbentuk surat berharga, dati. penunaian jasa perbankan, seperti misalnya jasa transfer uang dalam dan luar negeri, pendiskontoan surat-surat tagihan, jualbeli valuta asing, jasa titipan surat-surat berharga, dan jasa-jasa perbankan lainnya seperti yang telah diuraikan secara cukup terinci pada bab-bab sebelumnya. Biaya yang merupakan beban bank terdiri dari biaya bunga atas semua pos-pos pasiva neraca bank, kecuali bagian deposito yang tidak diberlakukannya jasa giro dan semua komponen pos modal sendiri, biaya-biaya operasional seperti ‘misalnya gaji, upah dan berbagai un sur pendapatan karyawan lainnya, biaya sewa bangunan, biaya perawatan bangunan dan berbagai macarn peralatan, pajak kekayaan, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya iklan dan biaya promosi jenis lainnya, dan lain-lainnya lagi. Setelah diketahui nilai hasil penerimaan secara keseluruhan dan nilai beban biaya secara keseluruhan, angka sisahasil usaha dapat ditemukan. Apabila nilai total penerimaan melebihi besarnya nilai total beban biaya untuk kurun waktu yang sarna, maka dikatakan bahwa bank berberhasil menciptakan laba. Sebaliknya, apabila angka pengurangnya yang lebih besar, maka dikatakan bahwa bank menderita rugi.
Penerimaan sebuah bank terutarna berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah dalam berbagai bentuknya. Di samping berasal dari bung a atas kredit yang diberikan kepada nasabah, bank pada umumnya memperoleh penerimaan yang berasal dari transaksi ‘investasi’ berbentuk surat berharga, dati. penunaian jasa perbankan, seperti misalnya jasa transfer uang dalam dan luar negeri, pendiskontoan surat-surat tagihan, jualbeli valuta asing, jasa titipan surat-surat berharga, dan jasa-jasa perbankan lainnya seperti yang telah diuraikan secara cukup terinci pada bab-bab sebelumnya. Biaya yang merupakan beban bank terdiri dari biaya bunga atas semua pos-pos pasiva neraca bank, kecuali bagian deposito yang tidak diberlakukannya jasa giro dan semua komponen pos modal sendiri, biaya-biaya operasional seperti ‘misalnya gaji, upah dan berbagai un sur pendapatan karyawan lainnya, biaya sewa bangunan, biaya perawatan bangunan dan berbagai macarn peralatan, pajak kekayaan, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya iklan dan biaya promosi jenis lainnya, dan lain-lainnya lagi. Setelah diketahui nilai hasil penerimaan secara keseluruhan dan nilai beban biaya secara keseluruhan, angka sisahasil usaha dapat ditemukan. Apabila nilai total penerimaan melebihi besarnya nilai total beban biaya untuk kurun waktu yang sarna, maka dikatakan bahwa bank berberhasil menciptakan laba. Sebaliknya, apabila angka pengurangnya yang lebih besar, maka dikatakan bahwa bank menderita rugi.
3.LAPORAN
AKTIVA PRODUKTIF
Berdasarkan SK DIR BI No. 3 1/147/KEP/DIRTanggal12
November 1998 telah ditetapkan tentang ketentuan baru mengenai kualitas aktiva
produktif, bahwa yang dimaksud dengan kualitas aktiva produktif adalah
penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing, dalam ben- tuk
kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan saham, termasuk
komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Kualitas aktiva
(assets quality) yang diukur dengan assets ratio berkait- an dengan
kelangsungan usaha bank. Pengelolaan aktiva diarahkan kepada pengelolaan aMiva
produktif (earnings assets) dengan maksud untuk memperoleh penghasilan
(Zainudin dan Jogiyanto, 1999). Dalam penelitian ini kualitas aktiva produktif
yang diukur diproksikan dengan menggunakan loans to earnings assefs ra?io/LEA
(Zainudin dan Jogiyanto, 1999) dan return on risked assets/RORA (Payamta dan
Machfoedz, 1999). Yang dimaksud dengan earnings assets adalah kualitas aktiva
produktif, sedangkan risked assets adalah penanaman dana dalam bentuk kredit,
surat berharga, dan penempatan pada bank lain.
Referensi:
http://candrasadut.blogspot.com/2013/05/pengertian-laporan-keuangan-bank.html
http://scpanji.blogspot.com/2013/05/tugas-21-laporan-keuangan-bank.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar